Asosiasi Driver Online Tagih Janji Jokowi Selamatkan Ojek Online
Minggu 21 Oktober 2018, 17:59 WIB
"Tapi, sayangnya tidak ditindaklanjuti dengan meregulasi keberadaan ojek online ini."
Berazam-Asosiasi Driver Online (ADO) menagih janji dan sikap nyata dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sebelumnya sempat menyelamatkan ojek online pada 2015 lalu.
Hal ini disampaikan Ketua Umum ADO Christiansen F. W Wagey kepada Tirto pada Minggu (21/10/2018).
"Jokowi saat itu memanggil perwakilan ojek online dan beberapa dari angkutan. Ini adalah sebuah keniscayaan tidak bisa ditolak perkembangan munculnya ojek online. Tapi, sayangnya [Jokowi] tidak menindaklanjuti dengan meregulasi keberadaan ojek online ini," ujar Christiansen.
Ia mengingatkan bahwa ojek online sudah sempat akan dimatikan oleh Ignatius Jonan pada 2015 lalu, saat masih menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Christiansen berharap menjelang berakhirnya periode lima tahun jabatan Jokowi-JK, lahirnya regulasi terpusat mengenai ojek online dapat diakomodir oleh presiden.
"Kami membutuhkan regulasi terpusat (dari pemerintah pusat) dan kami sudah menyuarakan dari awal," ujarnya.
Regulasi spesifik mengenai ojek online, menurutnya tidak bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, karena pemerintah daerah membutuhkan adanya regulasi turunan dari regulasi yang lebih tinggi.
Lagi pula, ia mengatakan bahwa keberadaan ojek online yang sudah menyebar di hampir seluruh daerah Indonesia lahir secara terpusat dari dua aplikator. Bukan masing-masing daerah provinsi yang melahirkan aplikator ojek online.
Adanya mandat dari Pasal 65 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda), yang isinya berbunyi bahwa kepala daerah mempunyai tugas untuk memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat, menurutnya tidak bisa mengakomodir kebutuhan dari para konsumen, driver ojek online, maupunaplikator.
"Kalau ada peraturan gubernur atau walikota itu tidak bisa mengakomodir bisnis ini sebagaimana mestinya. Peraturan itu kebanyakan justru mengembalikan kepada lingkungan," ucapnya.
Ia juga berharap pihak pemerintah daerah menerapkan konsep ojek pangkalan kepada ojek online.
"Karena hanya diperbolehkan beroperasi di wilayah tertentu saja, seperti hanya di seputar perumahan. Kan enggak seperti itu, ini kan pakai sistem satelit, jadi mau kemana saja kan bisa. Saya menduga para walikota atau para kepala daerah ini tidak memahami sebenarnya konsep transportasi ojek online ini, makanya pengaturannya seperti itu," ungkapnya.
Ia mengatakan kebanyakan daerah operasionalnya masih menerapkan aturan dengan konsep ojek pangkalan, seperti di Batam. Namun ada daerah yang sepenuhnya melarang adanya ojek online, contohnya di daerah Pati.
Selanjutnya, ia mengatakan perlunya regulasi terpusat karena tarif per kilometer ojek online yang diberikan aplikator sudah sangat rendah di tengah persaingan usaha yang semakin ketat. Hal itu membuat pendapatan para driver semakin merosot.
"Maret sudah ketemu Jokowi dan Jokowi sudah instruksikan menteri (perhubungan) untuk melakukan perbaikan tarif, tapi tidak ada realisasi oleh aplikator karena tidak ada regulasi. Pendapatan driver ojek online sudah sangat menurun tiap tahunnya dengan jam kerja yang bertambah," ujarnya.
Namun, ia tidak bisa menyebutkan spesifik penurunan pendapatan dan rata-rata pendapatan driver ojek online saat ini.
"Demo dimana-mana itu sebenarnya itu adalah salah satu efek dari kurangnya pendapatan driver ojek online," ujarnya.*
sumber: tirto.id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024