Pemerintah Dinilai Perlu Waspadai Utang Luar Negeri
Jumat 19 Oktober 2018, 08:50 WIB
"Artinya kalau dilihat dari posisi utang secara keseluruhan masih aman."
Berazam - Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Pieter Abdullah Redjalam memberi catatan agar pemerintah barhati-hati dengan utang yang bersumber dari luar negeri.
"Utang luar negeri karena bayarnya kan perlu dolar, valas (valuta asing). Permintaan valas untuk bayar utang kan mempengaruhi pergerakan rupiah (rupiah semakin anjlok). Kalau dari sisi utang luar negeri persoalannya agak diintropeksi di rasionya, di DSR-nya (Debt Service Ratio/rasio utang luar negeri terhadap pendapatan)," ujar Pieter kepada Tirto pada Kamis (18/10/2018).
Meski begitu, Pieter juga menambahkan, posisi utang pemerintah masih aman dengan rasio utang masih di bawah batas 60 persen, sesuai ketentuan yang tertuang dalam UU Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.
"Artinya kalau dilihat dari posisi utang secara keseluruhan masih aman. Tapi, sebaiknya kalau melihat komponen utang luar negeri. Pemerintah sebaiknya jangan menambah utang ke luar negeri, tapi fokus untuk utang ke dalam negeri saja," tambahnya.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat hingga akhir September 2018 secara akumulasi, posisi utang pemerintah sebesar Rp 4.416 triliun atau 30,47 persen rasio utang terhadap PDB yang asumsinyasebesar Rp 14.495 triliun.
Pieter mengatakan apabila DSR semakin tinggi, maka dapat menggerus devisa hasil ekspor dalam negeri. Hal itu mengkhawatirkan saat rupiah sedang anjlok karena dolar AS menguat hingga level Rp 15 ribuan.
Ia memperkirakan komponen utang pemerintah dari luar negeri atau dalam bentuk valuta asing sudah mencapai 40 persen. Komposisi yang besar dibandingkan utang luar negeri pemerintah Jepang yang hanya 10 persen.
"Kalau lihat komposisi utang pengaruhi rupiah, itu porsi utang luar negeri yang besar. Posisi utang luar negeri terhadap utang kalau enggak salah 40 persen. Dibandingkan dengan Jepang yang rasio utangnya itu 100 persen PDB, 90 persennya itu utang domestik, hanya 10 persen utang luar negeri. Sementara, utang luar negeri Indonesia sangat besar termasuk utang luar negeri dari swasta," kata dia.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa idealnya pemerintah menekan utang dari luar negeri atau utang yang berbentuk valas, seperti yang dilakukan Jepang.
"Idealnya buat porsinya menjadi hanya 10 persen," ucapnya.*
sumber: tirto.id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Senin 20 Mei 2024
Hampir Separuh Mahasiswa Baru Unri Hanya Dikenakan UKT Rendah, Maksimal Rp 1 Juta
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Berita Terkini
Senin 20 Mei 2024, 22:27 WIB
Hampir Separuh Mahasiswa Baru Unri Hanya Dikenakan UKT Rendah, Maksimal Rp 1 Juta
Senin 20 Mei 2024, 20:22 WIB
Diundang Pemprov Melalui Disnaker, PT PHR Tidak Hadir, Begini Respon Mantan Gubri Edy Natar Nasution
Senin 20 Mei 2024, 16:28 WIB
Zulkifli Indra, Jembatanya Dibangun 14 Tahun Lalu, Mengapa Diungkit Sekarang
Senin 20 Mei 2024, 15:52 WIB
Pahlawan Tanpa Jasa Itu Selalu Ada yang Menghalangi, Begini Kata Ketua PJS Waykanan
Senin 20 Mei 2024, 15:12 WIB
636 PPPK Terima SK Pengangkatan dari Pj Walikota Pekanbaru
Senin 20 Mei 2024, 13:58 WIB
Peningkatan Signifikasn, Tahun Ini Pemotongan Hewan Kurban di Riau Naik 9,82 Persen
Senin 20 Mei 2024, 13:23 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi Dilaporkan Tewas usai Helikopter Jatuh
Senin 20 Mei 2024, 11:47 WIB
Pemprov Riau Gelar Upacara Peringatan Harkitnas Tahun 2024 di Halaman Kantor Gubri
Minggu 19 Mei 2024, 23:35 WIB
Silaturahmi dengan Masyarakat Lorong Pisang, Nazaruddin Nasir : Saya Maju karena Ingin Melihat Kampung Kita Maju
Minggu 19 Mei 2024, 16:51 WIB
PKKEI: Majelis Hakim Diharap Memahami dengan Benar Kasus LNG Terdakwa Karen Agustiawan Secara Utuh