Benarkah Tidak ada Musuh dan Teman Abadi Dalam Politik?
Rabu 10 Januari 2018, 08:13 WIB
Benarkah Tidak ada Musuh dan Teman Abadi Dalam Politik?
Dalam politik, sering kita mendengar istilah tidak ada musuh dan teman yang abadi yang ada hanyalah kepentingan. Kepetingan dapat menjadikan teman manjadi musuh atau bahkan musuh menjadi teman, tergantung kepentingan. Itulah dunia politik yang dipenuhi dengan kepentingan sendiri.
Dalam politik tidak ada teman yang abadi yang ada hanyalah kepentingan yang abadi. Untung rugi dalam politik menjadi ukuran, kepentingan menjadi nomor satu, dan kesetiaan ditempatkan pada nomor dua. Maka tidak heran, bila dulu merasa menjadi musuh karena keinginan untuk merebut kekuasaan, tapi begitu ada peluang memegang kekuasaan itu, langkah pun merapat untuk menjadikan teman.
Sekali lagi kita harus ingat bahwa politisi tidak punya teman atau musuh yang permanen. Yang ada hanyalah kepentingan permanen. Oleh karena itu pula, dari ranah politik sebaiknya orang jangan mengharapkan ciri-ciri seperti yang dipancarkan oleh hubungan persahabatan, yaitu adanya perasaan saling menghargai, setia, dan siap berkorban bagi sahabat, bahkan kadang sampai tingkat lebih mendahulukan kepentingan sahabat daripada kepentingan diri sendiri.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran Ayat 103 yang menyebutkan, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”
Dalam surat tersebut, perlu adanya perubahan pola berpikir bahwa ada suatu hal yang harus dipikirkan bersama dibandingkan hanya sekedar membicarakan kepentingan suatu golongan dan menjadikan satu golongan lainnya sebagai musuh dan kemudian menjadikannya teman lagi. Lebih baik pikirkan kesejahteraan untuk bangsa ini. Hal yang harus dipikirkan adalah kepentingan bersama yang berada dalam suatu media yang sama (Politik) dan untuk mencapai suatu tujuan bersama yaitu kesejahteraan bangsa ini.(ummi online)
Dalam politik tidak ada teman yang abadi yang ada hanyalah kepentingan yang abadi. Untung rugi dalam politik menjadi ukuran, kepentingan menjadi nomor satu, dan kesetiaan ditempatkan pada nomor dua. Maka tidak heran, bila dulu merasa menjadi musuh karena keinginan untuk merebut kekuasaan, tapi begitu ada peluang memegang kekuasaan itu, langkah pun merapat untuk menjadikan teman.
Sekali lagi kita harus ingat bahwa politisi tidak punya teman atau musuh yang permanen. Yang ada hanyalah kepentingan permanen. Oleh karena itu pula, dari ranah politik sebaiknya orang jangan mengharapkan ciri-ciri seperti yang dipancarkan oleh hubungan persahabatan, yaitu adanya perasaan saling menghargai, setia, dan siap berkorban bagi sahabat, bahkan kadang sampai tingkat lebih mendahulukan kepentingan sahabat daripada kepentingan diri sendiri.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran Ayat 103 yang menyebutkan, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”
Dalam surat tersebut, perlu adanya perubahan pola berpikir bahwa ada suatu hal yang harus dipikirkan bersama dibandingkan hanya sekedar membicarakan kepentingan suatu golongan dan menjadikan satu golongan lainnya sebagai musuh dan kemudian menjadikannya teman lagi. Lebih baik pikirkan kesejahteraan untuk bangsa ini. Hal yang harus dipikirkan adalah kepentingan bersama yang berada dalam suatu media yang sama (Politik) dan untuk mencapai suatu tujuan bersama yaitu kesejahteraan bangsa ini.(ummi online)
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024