Berazam--Pentolan group band Panbers, Benny Panjaitan meninggal dunia di rumahnya kawasan Ciledug, Tanggerang kemarin, Selasa (24/10/2017). Benny meninggal dunia diusia 69 tahun akibat penyakit Stokre yang dideritanya. Benny dibesarkan oleh group band Panjaitan Bersaudara atau yang lebih dikenal dengan nama Panbers yang terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari J.M.M. Pandjaitan (Alm) dengan Bosani S.O. Sitompul. Mereka adalah Hans Panjaitan pada lead guitar, Benny Panjaitan sebagai vokalis dan rhythm guitar, Doan Panjaitan pada bass dan keyboard, serta Asido Panjaitan pada drum. Panbers berdiri sejak tahun 1969 dengan salah satu lagu terhitsnya 'Gereja Tua'. Pada 23 November mendatang, rencananya akan digelar konser sekaligus peluncuran buku 'Perjalanan Panjang Sang Legend' di Graha Bhakti Budaya, TIM. Itu merupakan salah satu wujud menghormati Benny yang disebut legenda. Sejumlah pengisi acara dari senior sampai kelompok musik muda disebutkan akan hadir, termasuk Nia Daniaty, Joy Tobing dan Kelompok Penerbang Roket. Di era 70-an, Benny Panjaitan berjaya bersama Panbers. Sosoknya begitu disorot karena ia menjadi vokalis band legendaris tersebut. Tidak hanya disorot karena suaranya, Benny juga mampu menjaga pola hidupnya. Ia menjalani hidup sehat. "Dia gak punya penyakit, tidak merokok, tidak minum keras," tutur sang adik, Asido Panjaitan ketika ditemui di kawasan Manggarai beberapa waktu lalu. Namun agaknya nasib berkata lain. Benny terserang stroke tiga kali hingga akhirnya kondisi kesehatannya sangat menurun. "Bang benny punya keterbatasan bicara, itu yang diupayakan biar kembali. Pita suaranya terganggu. Strok kedua masih bisa, yang ketiga kena pita suara, kalau memori masih bagus," terang Asido. Kondisi kesehatannya sekarang membuat Benny terkadang menggunakan kursi roda untuk beraktivitas. Kerabat dan keluarga bersyukur, Benny kembali membuka mata pada 4 Januari 2016 dan keadaannya berangsur membaik. Stroke tiga kali membuat kondisi kesehatan Benny menurun. Kondisi tersebut nyatanya tidak membuat Benny patah semangat. Ia berusaha untuk berjalan kaki setiap hari ke Mangga Dua, Blok M. Bahkan, Benny tetap aktif berkomunitas. "Ia ikut perkumpulan musisi 70-an di Cisarua," ungkap Asido. Demi menjaga kondisi kesehatannya saat ini, Asido mengaku Benny sebisa mungkin tidak mengonsumsi makanan berlemak. Selain makanan, Benny juga rajin mendengarkan musik. Tak jarang ia meminta untuk dihibur oleh permainan piano. "Dia suka dihibur main piano, selalu terlibat," terangnya. Mengucap syukur atas membaiknya kondisi Benny, pihak keluarga berencana menggelar sebuah konser musik bertajuk Cinta dan Permata, sekaligus merayakan ulang tahunnya. "Acara kami adakan 16 September 2016. Sebenarnya ultah abang Benny 14 September, kami bangga umur 69 tahun. Dia tetap mendampingi saya, cukup lama dari kecil sampai tua, saya buat syukuran," papar Asido. Dalam konser tersebut, gitar kesayangan Benny akan dilelang secara spontan.(kpc/ybs)