Selasa, 7 Mei 2024

Breaking News

  • Mahasiswa Indonesia Belajar Logistik Kebencanaan ke Pakar di Jepang   ●   
  • Damkar Kota Pekanbaru Dapat Tambahan Bantuan Dua Unit Mobil Pemadam   ●   
  • Dibuka Presiden Jokowi, Pj Gubernur Riau Hadiri Musrenbangnas 2024   ●   
  • Balon Gubri Edy Natar Nasution Serahkan Formulir ke DPW PKB: Membangun Komunikasi Politik yang Solid   ●   
  • Mantan Gubernur Riau Edy Natar Nasution Terima Dukungan Penuh dari Marga Butar Butar untuk Maju di Pilgubri 2024   ●   
Perwakilan PBB di Myanmar Dianggap Biarkan Pembantaian Etnis Rohingya
Sabtu 30 September 2017, 19:14 WIB

Sikap Perserikatan Bangsa-Bangsa atas pembantaian etnis minoritas muslim Rohingya dipertanyakan. Sebab, mereka dianggap membiarkan ancaman penindasan kepada orang-orang Rohingya oleh mayoritas penduduk dan pemerintah Myanmar, dan justru menutupi pangkal masalah. Dalam sebuah laporan PBB, mantan pimpinan perwakilan lembaga itu di Myanmar justru berusaha menutupi potensi konflik terhadap etnis Rohingya. Mereka juga mempersulit relawan hak asasi manusia hendak menuju Negara Bagian Rakhine, merupakan pusat persekusi terhadap etnis Rohingya yang melebar ke wilayah lain. Menurut penuturan sejumlah sumber dilansir merdeka dari laman BBC, Sabtu (30/9), empat tahun sebelum meletup persekusi, kepala Tim Negara PBB (UNCT) di Myanmar, Renata Lok Dessallien, selalu melarang relawan HAM mengunjungi daerah Rohingya dengan bermacam alasan. Mereka juga mengatakan kalau perempuan asal Kanada itu selalu menolak membahas masalah Rohingya dalam diskusi publik, dan mendepak anak buahnya yang melaporkan ada gejala militer dan warga sipil Myanmar melakukan pembantaian etnis. Seorang relawan HAM pernah mendampingi Dessallien, Caroline Vandenabeele, sudah melihat gelagat permusuhan dari warga mayoritas Buddha Myanmar terhadap etnis Rohingya. Dia merasakan hal sama ketika ditugaskan mencari fakta tentang pembantaian massal di Rwanda ada awal 1990-an. "Saya sempat bincang-bincang dengan sejumlah orang asing di Myanmar dan orang-orang kaya setempat. Ketika membicarakan soal Rakhine dan Rohingya, salah satu warga Myanmar mengatakan, 'sebaiknya orang Rohingya dihabisi karena mereka seperti anjing'. Buat saya hal itu sangat merendahkan martabat kemanusiaan dan memperlihatkan masyarakat kebanyakan menganggap hal itu lazim," kata Caroline. Meski demikian, Caroline mengakui memang sulit membahas soal Rohingya di Myanmar karena bakal memicu amarah warga mayoritas Buddha. Temuan itu buru-buru dibantah oleh perwakilan PBB di Myanmar. Mereka menyangkal membiarkan gelagat buruk mengancam warga Rohingya, dan berdalih selama ini selalu mengirim bantuan kepada orang Rohingya yang mengungsi. Hingga kini diperkirakan sudah 500 ribu warga Rohingya mengungsi ke perbatasan Bangladesh. Mereka terpaksa karena demi menghindari pembantaian dilakukan militer dan umat Buddha garis keras Myanmar. Banyak laporan soal pembantaian, pemerkosaan, hingga pembakaran kampung orang Rohingya dilakukan atas restu pemerintah Myanmar. Editor : Yuen



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top