Pekanbaru, berazamcom- Bertempat di kediaman Raja Rusdianto Jalan Kutilang Sakti Panam Pekanbaru, pasangan Edy Nasution-Dastrayani Bibra (P4TEN) manfaatkan masa kampanye dengan melaksanakan kampanye dialogis, Jum'at (25/10/2024).
Dalam acara tersebut lagi lagi muncul pertanyaan yang sudah berkali kali diutarakan warga. "Dulukan pak Edy menjabat Wakil Gubernur Riau dan Gubernur Riau, tapi sekarang kok turun tahta menjadi Calon Walikota Pekanbaru?", tanya seorang Tokoh masyarakat setempat yang didaulat sebagai MC.
Mendengar pertanyaan tersebut Edy Nasution pun bercerita agak panjang sejarah politik yang dia alami.
Mengapa saya maju menjadi calon walikota Pekanbaru, padahal sebelumnya menjabat sebagai gubernur? "Setelah saya menyelesaikan tugas sebagai gubernur, saya berniat maju mencalonkan Cagubri. Semua saya ikuti prosesnya. Namun usaha saya belum diridhoi Allah. Saya tak bisa berlayar karena tak dapat perahu," tutur nya.
Lima tahun mendampingi Syamsuar, sambung Edy, potensinya terhambat dan tak bisa mengembangkannya. "Begitulah fakta politik yang saya alami selama kurang lebih lima tahun."imbuhnya.
Tidak jadinya saya maju sebagai calon gubernur, ini terkabulnya doa saya. "Setiap malam saya berdoa, Ya Allah, jika jabatan gubernur membuat masyarakat Riau sejahtera, maka lapangkanlah jalan ku. Sebaliknya, jika hanya akan membuat persoalan, maka lindungi hamba untuk tidak bisa maju," sambung mantan Danrem 031/WB ini.
Lalu, apakah energi saya yang ada sekarang tidak dibutuhkan Kota Pekanbaru. "Kesimpulannya, energi itu mesti dimanfaatkan dari pada tidak sama sekali. Saat belum memutuskan maju Calon walikota saya diskusikan dulu sama senior saya Fachri Yasin," ujarnya.
Edy mengaku sangat prihatin dengan kondisi generasi muda yang ada di kota Pekanbaru yang jauh dari etika moral. Warnet buka sampai subuh yang isinya anak-anak SMP. Diskotik masih buka sampai subuh yang isinya juga para generasi muda kita. Siapa yang peduli sama mereka? "Ini yang menggugah saya untuk maju menjadi calon walikota Pekanbaru," ucapnya.
Di militer itu tidak ada istilah turun. Seberapa banyak tugas yang bisa diselesaikan. "Tak ada istilah turun kelas di militer. Dimanapun di perintahkan, sebagai prajurit harus siap menjalankan tugas meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan," kata Edy Nasution.
Hadir dalam acara tersebut, Zulkarnain SE ketua PPP Pekanbaru, sejumlah ustadz kondang seperti ustadz Domo, Fakhri Yasin ketua Tim pemenangan PATEN, Sadrianto, serta tokoh tokoh masyarakat setempat yang memang selama ini sudah intens mengikuti GSSB bersama Edy Nasution.(*)
Editor:Benny Hendra