Dalam tinjauan perspektif sosial, politik, dan pembangunan inklusif, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau semakin memanas menjelang Pilkada serentak pada 27 November 2024. Pasangan calon nomor urut 1, Abdul Wahid dan SF Hariyanto, mengusung tagline "BERMARWAH" (Bersama Membangun Riau Wahid - SF Hariyanto), yang diyakini akan menjadi unggulan dalam kontestasi ini.

Tagline "Bermarwah" mencerminkan kondisi di mana masyarakat Riau merasakan kebanggaan sebagai komunitas bermartabat. Konsep ini terbentuk dari karakter masyarakat yang berpengetahuan serta memiliki keunggulan kompetitif, berpijak pada nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan. Secara leksikal, "marwah" berarti kehormatan diri dan harga diri, yang menandakan pentingnya harkat-martabat dalam setiap profesi.

Dengan latar belakang ini, banyak pengamat memprediksi Abdul Wahid dan SF Hariyanto akan meraih suara signifikan, berkat dukungan masyarakat yang menginginkan pemerintahan yang lebih inklusif dan responsif.

Prediksi ini bukan tanpa dasar dan pertimbangan. Setidaknya sebuah lembaga survei baru baru ini merilis hasil survei terbaru yang menempatkan Paslon Abdul Wahid -SF Hariyanto di posisi puncak elektabilitas tertinggi di wilayah Kabupaten Kampar pada Pilgubri 2024, yakni 26,2 %.

Hasil survei ini dirilis Lembaga survey Indonesia Political Survey & Consulting (Indopol Survey, Kamis (26/9/2024).

Tingkat elektabilitas tertinggi kedua diraih Paslon Syamsuar – Mawardi Saleh dengan perolehan 23,5 %, serta disusul Paslon Muhammad Nasir – HM Wardan sebesar 18,3 %.

Menurut Ratno Sulistiyanto selaku Direktur Eksekutif Indopol Survey, kondisi politik ini masih dinamis sebab masih ada 32.0% pemilih yang belum menetukan sikap (undecide voter).

"Elektabilias semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Riau masih dapat berubah setelah masa kampanye," ujarnya.

Dijelaskannya, kondisi masih dinamisnya electoral pilkada Riau ini juga faktornya adalah angka swing voter (yang masih bisa berubah) cukup besar, yakni mencapai 75.5 persen. Faktor pengubah swing voter ini karena alasan visi dan misi calon gubernur lain lebih baik.

"Selain itu masyarakat Kampar menilai masih ada waktu cukup Panjang untuk menetukan pilihan dalam pilkada nanti," terangnya.

Berdasarkan hasil survei ini, terlihat basis dukung pasangan Abdul Wahid – SF Haryanto di wilayah kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang Kota, Bangkinang, Kampar Timur dengan elektabilitas di atas 50 persen.

Sementara basis dukungan Syamsuar – Mawardi Saleh umumnya di wilayah kecamatan IIX Koto Kampar, Kampar Kiri Hilir, Siak Hulu, dan Gunung Sahilan.

Untuk pasangan Muhammad Nasir - HM. Wardan basis dukungannya berada di wilayah kecamatan Tapung Hulu, Kampar Utara,Kampar Kiri Tengah dan Kampar Kiri.

Sementara yang belum menentukan pilihan banyak di kecamatan Koto Kampar Hulu, Kuok, Perhentian Raja, Salo, Tapung Hilir, Gunung Sahilan, dan Kampar.

Survei Indopol yang dilakukan di Kabupaten Kampar ini jumlah responden sebanyak 600 orang, dengan kriteria responden adalah warga Kampar yang berusia 17 tahun atau yang memiliki hak pilih dalam Pilkada. Margin of error sebesar ± 4,0 persen dengan selang kepercayaan sebesar 95%.

Indopol menggunakan metode pengambilan sampel: multistage random sampling dan dilakukan quality control secara berlapis, agar tidak ada kesalahan yang berarti dalam pengambilan sampel. Wawancara tatap muka dilakukan pada 5 s/d 9 September 2024.

Kendati survei bukan jaminan untuk memenangkan kontestasi tetapi paling tidak hasil survei Indopol ini telah dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk lebih progresif lagi kedepannya. Apalagi waktu tersisa tinggal hitungan minggu. Tanggal 27 November 2024 proses pencoblosan dimulai.

Kabupaten Kampar adalah wilayah dengan jumlah DPT terbanyak kedua setelah Pekanbaru. Di tempat ketiga berada di kabupaten Indragiri Hilir. Kalau bisa berandai andai, di Kampar yang bukan kampungnya Abdul Wahid saja Paslon Nomor Wahid ini unggul apalagi di kampung sendiri Tembilahan dan sekitarnya. Tentu fenomena ini dapat dijadikan sebagai modal sosial politik guna meraih kemenangan di hari H.

Lalu bagaimana dengan Pekanbaru? Boleh jadi di kota Bertuah terjadi persaingan ketat ketiga Paslon. Namun efek SF Hariyanto yang jauh hari telah melakukan pembangunan jalan yang tadinya banyak yang rusak kini sudah hampir seratus persen mulus, secara ingatan publik berpotensi mendongkrak popularitas dan elektabilitas Paslon BERMARWAH. Sebab jalan merupakan salah satu nadi kehidupan sehari-hari warga.

Sementara untuk kabupaten lainnya tentu saja masing masing Paslon punya strategi tersendiri meraih simpati warga. Siapa yang mampu memasarkan kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Riau secara baik dan terukur serta menawarkan program yang realistis barangkali dialah yang dipilih. Kita tunggu saja tanggal 27 November hari penentuan bagi tiga Paslon yang bertarung.

Penulis adalah wartawan senior Riau Wakil Pimpinan Umum berazamcom dan Ketua Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Riau.