Sabtu, 27 Juli 2024

Breaking News

  • Jelang Mubes IKRAR SUMUT 2025, Pengurus Gelar Pleno Terbatas, AB Purba: Mari Kita Rapatkan Barisan !   ●   
  • Ketua Umum FKPMR dan PPMR Dipanggil Polda Riau, Ini Respon Keras Fauzi Kadir dan Robert Hendrico   ●   
  • Pemprov Siapkan Bonus Rp40 M Untuk Atlet Peraih Medali PON XXI Aceh-Sumut   ●   
  • Pj Gubri Usulkan Erisman Yahya Jadi Calon Pj Bupati Inhil   ●   
  • BMKG: 45 Hotspot Terdeteksi di Riau, Rokan Hilir Terbanyak   ●   
CATATAN DEMOKRASI (30)
Pemimpin Dunia dan Akhirat Harus Berimbang. Bagaimana dengan Kepempimpinan Presiden Jokowi?
Senin 10 Juni 2024, 09:33 WIB
Ilustrasi

Pemimpin dunia dan akhirat adalah dua peran yang sangat berbeda namun sama-sama penting dalam kehidupan manusia. Pemimpin dunia bertanggung jawab atas tugas-tugas dunia, seperti mengatur negara, memimpin bangsa, dan menjaga perdamaian serta kemakmuran masyarakat. Sedangkan pemimpin akhirat memiliki tanggung jawab terhadap urusan spiritual dan kehidupan keagamaan umatnya.

Seorang pemimpin dunia harus memiliki kepemimpinan yang kuat, kebijaksanaan, integritas, visi, dan kemampuan untuk memimpin dengan adil serta bijaksana. Tugasnya adalah untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya, menjaga keamanan dan ketertiban, serta mempromosikan kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi semua warganya.

Di sisi lain, seorang pemimpin akhirat harus memimpin umatnya menuju kehidupan spiritual yang lebih baik, mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, kasih sayang, dan keadilan.

Pemimpin akhirat bertanggung jawab atas kesejahteraan rohani umatnya, membimbing mereka dalam menjalankan ajaran agama dengan baik, serta memastikan bahwa umatnya selalu mengutamakan hubungan mereka dengan Tuhan.

Dalam pandangan banyak agama, pemimpin dunia dan pemimpin akhirat seharusnya bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadilan.

Pemimpin dunia dapat membangun negara yang stabil dan makmur, sementara pemimpin akhirat memastikan bahwa nilai-nilai spiritual dan moral terus dijunjung tinggi.

Sebagai manusia, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan mengikuti pemimpin dunia dan pemimpin akhirat yang baik, yang dapat membimbing kita menuju kehidupan yang lebih baik di dunia ini dan di akhirat kelak.

Dengan adanya pemimpin dunia dan akhirat yang berkualitas, diharapkan masyarakat dapat hidup dalam kedamaian, keadilan, dan kasih sayang, serta mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Dari perspektif diatas, kita belum menemukan dua kepemimpinan (dunia dan akhirat) yang diperankan oleh yang mulia Bapak Presiden Jokowi. Beliau memang telah menunjukkan kegigihannya dengan membangun proyek proyek mercusuar seperti jalan Tol, kereta cepat, pelabuhan dan lainnya. Namun apa yang terjadi, rakyat yang dikatakan sudah menikmati hasil pembangunan tersebut ternyata jauh dari harapan. Yang menikmati adalah mereka mereka para elit yang menempel dengan tangan kekuasaan. Mereka bergelimang harta yang diperoleh dari dugaan korupsi besar besaran. Sementara rakyat hidup dalam jepitan sosial yang sangat menyakitkan. Disparitas antara yang kaya dengan yang miskin sangat tajam.

Lalu apa yang terjadi selama 10 tahun kepemimpinan presiden Jokowi? Saya sendiri pun bingung memikirkan nya. Justru yang saya pikirkan setiap hari adalah bagaimana nasib masyarakat miskin atau grass root yang hari ini hidup dalam kesulitan. Penderitaan rakyat kian lengkap dengan naiknya pajak, sembako dan akan naiknya BBM yang katanya dengan cara menghilangkan pertaliite secara diam-diam dan menggantikannya dengan Pertamax Green. Jika ini terjadi maka harga BBM yang tadi nya Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribuan. Ini sungguh mengerikan apalagi bagi orang-orang yang belum memiliki pekerjaan tetap. Akan terjadi kerawanan sosial dan dapat memicu krisis kepemimpinan yang berujung pada krisis moneter.

Presiden Jokowi kelihatannya tidak peduli dengan ini semua. Ibarat anjing menggonggong kafilah berlalu. Makin beliau dikritik makin menjadi jadi. Terkesan Tidak mau tau aturan hukum, semua tata kelola pemerintahan dan negara beliau labrak demi kepentingan pribadi dan keluarga nya: politik dinasti.

Tak lama lagi Presiden Jokowi yang sama sama kita akui sebagai presiden RI dua periode, akan berakhir masa jabatannya: tanggal 20 Oktober 2024. Pertanyaan nya, apakah nasib mantan walikota Solo dan mantan gubernur DKI dua tahun ini mulus dari perangkap hukum?  Kita lihat aja nanti Pasca Prabowo Subianto dilantik di gedung MPR/DPR RI.

Akankah Prabowo Subianto masih tetap ketergantungan dengan presiden Jokowi atau sebaliknya Presiden Prabowo melakukan kejutan kejutan berbagai sektor guna memutus atau 'mematahkan' kaki kaki Presiden Jokowi beserta kroni -kroni nya?

Jika tidak, maka cengkraman kuat Presiden Jokowi akan tetap ada. Nafsu politik nya akan tetap meluap demi mempertahankan turunan kekuasaan kepada keluarga nya di level Pilkada serentak tahun ini. Besar kemungkinan skema atau disain politik yang dimainkan Presiden Jokowi bisa berjalan mulus. Sebab disamping semua kekuatan politik yang ada di koalisi Indonesia Maju masih berpotensi dikooptasi dapat Jokowi, kekuatan fulus masih aman untuk mengatur semua proses politik demi melanggengkan kekuasaan lewat para turunannya di berbagai daerah yang ikut dalam kontestasi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Pilkada kabupaten dan kota.

Kita harus mampu dan harus menyatakan sikap bersama dengan menjadikan presiden Jokowi beserta kroni -kroni nya sebagai musuh bersama (common enemy).Hanya dengan cara ini, insya Allah Puji Tuhan harapan Presiden Jokowi berpotensi kuat untuk dilawan. Mari seluruh masyarakat Indonesia menyatakan koor politik: Jangan pilih Calon pemimpin yang hanya mengutamakan duniawi dan melupakan kepemimpinan yang akhirat. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin!

 


Oleh: Yanto Budiman Situmeang,  Wartawan Senior Riau Wakil Pimpinan Umum berazamcom dan Ketua Pro Jurnalismedia Siber (PJS) Riau.




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top