Pekanbaru, berazamcom - Sebelumnya, Forum Mahasiswa Paguyuban (FMP) se-Riau telah membuat kegiatan Mega Fest Creation (MFC) bertajuk konser yang diisi band ibu kota dan diiringi kegiatan Sosialisasi Pemilu Damai beserta kegiatan lainya di Stadion Rumbai, Provinsi Riau.
Namun kegiatan itu menimbulkan polemik. Karena oknum dari pengurus FMP tidak terbuka pada anggaran yang telah didapatkan. Bahkan setelah kegiatan selesai beberapa oknum di FMP masih bergerilya ke untuk mencari dana akibat kegiatan tersebut terutang. Sehingga harus menggadaikan sepeda motor salah seorang mahasiswa daerah untuk menutupi hutang tersebut.
"Meski demikian, kami selaku anggota FMP tidak pernah diberi tahu tentang berapa pemasukkan dan pengeluaran kegiatan padahal kegiatan tersebut mendapat sponsor dari Pemerintah, BUMN, BUMD, Swasta dan hasil penjualan tiket hasil konser yang diadakan. Bahkan hingga kini, masih ada beberapa oknum di Pengurusan FMP masih bergerilya mencari dana untuk membayar hutang, meskipun hal tersebut masih kami ragukan mengingat banyaknya sponsor pada kegiatan tersebut," kata Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Pelalawan Bersatu (IPMPB) salah satu organisasi mahasiswa (Ormawa) daerah yang tergabung ke FMP, Salamudin Toha, Sabtu (11/5/2024).
Salamudin bersama pengurus Ormawa daerah kabupaten/kota di Riau menegaskan, supaya Pengurus FMP segera membuat Laporan Pertanggungjawan (LPj) terkait kegiatan tersebut. Supaya dapat diketahui secara bersama-sama berapa pemasukkan dan pengeluaran selama kegiatan. Jika ada hutang sehingga bisa dicarikan solusi secara bersama-sama.
Diakui, saat ini program kegiatan FMP beberapa Waktu lalu yang telah menjadi polemik di internal FMP sendiri. Karena Ormawa daerah tidak percaya secara utuh terkait adanya utang yang diklaim sepihak oleh sebagian oknum FMP se-Riau.
"Oleh karena itu kami tidak percaya lagi kepada ketua FMP se-Riau. Sebab ia sudah bertindak sepihak tanpa adanya koordinasi dengan ketua-ketua Ormawa daerah lainnya," ujar Salamudin.
Salamudin menegaskan, permasalahan ini harus segera diselesaikan dengan membuat LPJ oleh ketua FMP-se Riau dan dilaporkan secara internal terlebih dahulu. Agar Ormawa mendapatkan transparansi secara jelas, berapa pendapatan kegiatan tersebut dari pemerintah, BUMN, BUMD, sponsor pihak swasta dan penjualan tiket konser.
"Kemudian juga kita ingin mengetahui kemana saja uang tersebut dialokasikan," sebutnya.
Salamudin kembali menegaskan, IPMPB mendesak Ketua FMP se-Riau yang juga sebagai Ketua Ormawa Daerah Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekanbaru (Ipemaru) WMH agar membuat LPJ dan segera disampaikan kepada kawan-kawan dalam forum resmi, yang dihadiri ketua-ketua Ormawa daerah se-Riau.
Jika kegiatan memang minus menyebabkan terpaksa berhutang, Ormawa dari IPMPB sepakat untuk mencarikan solusi bagaimana sepeda motor rekan mereka supaya bisa di kembalikan.
"Namun sebelum adanya LPJ dari Ketua Umum FMP se-Riau, kita meminta untuk tidak melakukan kegiatan dalam bentuk apapun yang mengatasnamakan FMP se-Riau. Dan Stop komersialisasi paguyuban, sebab jika ingin membuat kegiatan untuk mencari dana, silahkan memakai Ormawa daerah masing-masing," tegas Salamudin.
Dari informasi beredar yang didapat dari media ini, oknum yang mengatasnamakan FMP se-Riau yang melakukan gerilya yakni diduga berinisial HJA asal Rohul. Dimana Gerakan tersebut diduga beraroma pemerasan. Sehingga menyebabkan resahnya kawan-kawan Ormawa daerah dan juga dapat merusak marwah ormawa-ormawa daerah se-Riau
Sementara saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp PJ ketua Himarohu Sa'yan Mukarom apakah HJA merupakan utusan Himarohu dalam gerakan FMP se-Riau, beliau belum menjawab hingga berita ini di publish. ( )
