Pekanbaru, berazamcom-Untuk pertama kalinya, tambahan kasus virus Corona (COVID-19) di Korea Selatan (Korsel) menembus angka 8.000 kasus dalam sehari. Situasi ini terjadi saat varian Omicron yang sangat menular terus menyebar dengan cepat meskipun pembatasan Corona diperpanjang penerapannya untuk memperlambat penularan.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (25/1/2022), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 8.571 kasus Corona terdeteksi dalam sehari, atau sepanjang Senin (24/1) waktu setempat.
Angka tersebut melampaui puncak kasus sebelumnya yang tercatat pada pertengahan Desember tahun lalu, ketika 7.848 kasus terdeteksi dalam sehari.
Rekor terbaru itu tercatat di tengah penyebaran varian Omicron yang sangat menular namun tidak terlalu mematikan. Varian Omicron ditetapkan sebagai varian dominan di Korsel sejak pekan lalu.
Otoritas Korsel menerapkan kembali pembatasan social distancing yang ketat sejak Desember lalu, saat tambahan kasus harian mencetak rekor baru dan jumlah pasien Corona yang kondisinya parah mengancam sistem medis negara tersebut sebelum kedatangan gelombang Omicron.
Tambahan kasus harian Corona di Korsel menurun hingga sekitar 4.000 kasus per hari pada bulan ini, namun kembali melonjak sejak pekan lalu karena Omicron.
Lonjakan kasus itu memicu kekhawatiran soal datangnya gelombang Corona lebih besar menjelang masa liburan Tahun Baru Imlek, di mana puluhan ribu warga Korsel biasanya bepergian ke berbagai wilayah untuk mengunjungi sanak saudara.
Perdana Menteri (PM) Korsel, Kim Boo-kyum, merilis pernyataan khusus pada Senin (24/1) waktu setempat, yang isinya memohon orang-orang untuk tidak bepergian dan melakukan perkumpulan saat masa liburan panjang yang dimulai Minggu (30/1) mendatang.
"Tidak ada bedanya seperti menambahkan bahan bakar kepada api yang berkobar, jika banyak orang bergerak di seluruh negeri ini dan saling bertemu," ucapnya.
Menurut data KDCA, Korsel sejauh ini mencatat total 749.979 kasus Corona dengan 6.588 kematian. Lebih dari 95 persen warga dewasa di negara ini telah divaksinasi sepenuhnya dan nyaris 58 persen telah menerima dosis booster.
[]sumber: detikcom