Kamis, 28 Maret 2024

Breaking News

  • CERI Pertanyakan Sikap Presiden Jokowi Soal Negosiasi 61 Persen Saham Freeport Alot   ●   
  • Mahasiswa Sulap Limbah Tahu dan Kotoran Sapi Jadi Biogas dalam Waktu Singkat   ●   
  • Berkah Ramadhan 1445 H, UIR Berbagi 1000 Paket Berbuka Kepada Mahasiswa   ●   
  • Jelang Idul Fitri, Disperindag Pekanbaru Imbau Masyarakat Waspadai Produk Kedaluwarsa   ●   
  • Dishub Pekanbaru Imbau Masyarakat Lapor Jika Temukan Jukir Liar   ●   
Balai TNBT Masih Menjaga Budaya Dan Kearifan Lokal Suku Pedalaman
Senin 27 April 2020, 10:06 WIB
Petugas balai TNBT memberikan edukasi tentang budidaya lebah madu pada masyarakat suku tradisional

BALAI Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) tidak semata-mata menjaga kelestarian flora dan fuana  yang ada dalam kawasan TNBT, tapi Balai TNBT sampai saat masih menjaga tatanan, budaya dan kearifan lokal masyarakat tradisional suku pedalaman yang hidup dalam kawasan atau penyanggah TNBT.

TNBT mencakup wilayah Riau dan Jambi. Selain flora dan fauna langka yang dilindungi,  sampai saat ini TNBT juga menjaga dengan sangat baik masyarakat suku tradisional yang hidup di dalam kawasan, mulai dari segi budaya, adat istiadat hingga pola hidup suku pedalaman.

Masyarakat suku tradisional ini telah hidup turun temurun jauh sebelum penunjukan TNBT pada 5 Oktober 1995.

Masyarakat tradisional ini umumnya berada di zona tradisional TNBT dan mayoritas hidup secara berkelompok disepanjang aliran Sungai Batang Gansal.

Kepala Balai TNBT Ditjen KSDAE, Fifin Jogasara ketika dikonfirmasi, Senin (27/4/2020) mengatakan, terdapat 3 macam suku tradisional yang hidup di dalam kawasan TNBT yaitu suku Talang Mamak , Melayu Tua dan Suku Anak Dalam.

Petugas balai TNBT mengajari anak-anak masyarakat suku tradisional

Wilayah Riau didominasi oleh suku Talang Mamak dan Melayu Tua, sedangkan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba mendominasi wilayah Jambi.

Masing-masing masyarakat suku tradisional ini memiliki kearifan lokal yang sampai sekarang tetap berjalan dan tertata dengan baik Keraifan lokal dan budaya masyarakat adat berkaitan erat dengan alam khususnya hutan dan sungai.

Salah satu kebudayaan tradisional suku Talang Mamak

Berikut beberapa kearifan lokal yang masih terjaga dengan baik. Pertama, masyarakat suku Talang  Mamak tetap menerapkan cara tradisional untuk mencari ikan yaitu dengan cara menyelam, menjaring dan memancing.  Penggunaan tuba dilarang keras dan ada sangsi adat sendiri bagi mereka, sehingga tidak ada seorangpun dari mereka yang mencari ikan dengan tuba.

Kedua, masih melekat kepercayaan mereka apabila musim durian tiba, tidak semua durian bisa diambil atau dikonsumsi sampai buah penghabisan, tapi disisakan untuk "Datuk" atau Harimau.
Hal ini masih dilakukan oleh masyarakat yang menandakan masyarakat masih menganggap Datuk atau Harimau itu suatu hal yang keramat.

Ketiga, masyarakat tetap menjaga pohon-pohon penghasil buah-buahan dan dilarang ditebang.
Masyarakat menjaga kelestarian sungai dikarenakan fungsi sungai sangat berperan erat dalam kehidupan masyarakat dalam aspek ekonomi, sarana trasnportasi dan kebutuhan sehari-hari.

Kemudian masyarakat Suku Anak Dalam memiliki kebiasaan bernama Besesandingon, yaitu menjaga jarak dengan orang lain dengan cara hidup jauh di tengah hutan. Hal ini sangat sesuai dengan himbauan Physical Distancing untuk pencegahan penyebaran Covid 19.

Alat musik tradisional suku Talang Mamak yang masih terjaga dengan baik

Balai TNBT menganggap masyarakat adat adalah bagian dari ekosistem Bukit Tiga Puluh.
Maka dari itu, Balai TNBT berupaya untuk mendukung , menjaga dan melestarikan budaya dan adat tersebut.

Adapun berbagai upaya yang dilakukan oleh Balai TNBT antara lain, Kegiatan perlindungan kawasan selalu dilakukan dengan perlindungan kawasan secara tidak langsung membantu melestarikan kearifan lokal dan budaya masyarakat itu sendiri.

Balai TNBT juga membina masyarakat adat dalam budidaya lebah madu dan hal ini mendukung upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian pohon-pohon penghasil buah yang notabene sebagai sumber pakan lebah madu.

Balai TNBT membina kelompok sadar wisata Rantau Salo di Desa Rantau Langsat yang menjadi pelaksana acara Festival Batang Gansal.  Beberapa tahun sebelumnya telah diadakan sebanyak 5 kali Festival Batang Gansal yang mengangkat budaya masyarakat adat, antara lain Pacu sampan, Pacu rakit, silat tradisional, menganyam, lomba musik gambus, lempar tombak dan gasing. Festival ini mendukung dalam menjaga kelestarian sungai Batang Gansal dan budaya Suku Tradisional Talang Mamak dan Melayu Tua.

Balai TNBT mengedukasi masyarakat adat dalam upaya pencegahan penyebaran Covid 19 meskipun resiko penyebaran Covid-19 diwilayah pemukiman suku pedalaman itu sangat minim, sebab masyarakat suku pedalaman sangat jarang berinteraksi dengan orang lain (adv Diskominfo Inhu)



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top