Pekanbaru, berazamcom - Lima belas grup Barongan dari 7 kabupaten dan kota di Provinsi Riau, Ahad (8/3/2020) kemarin memadati area lapangan bazar Taman Rekreasi dan Hiburan Alam Mayang Pekanbaru. Mereka berkumpul dalam rangka mengikuti lomba rempak barongan. Kegiatan ini salah satu rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Paguyuban Kawulo Ngayogyakarta dan sekitarnya (PKNS ) Provinsi Riau ke-21 tahun 2020. Sekretaris PKNS Drs Riyono Gede Trisoko MM yang juga dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau mengatakan, lomba rempak barongan merupakan kegiatan kedua, lanjutan dari Festival Barongan tahun 2019. "Saya melihat, kegiatan ini mengalami peningkatan terutama dalam kapasitas kelompok grup yang mengikutinya dan jangkauan luas peserta karena berasal dari 7 kabupaten yang ada di Riau," kata Riyono, Rabu (10/3/2020) pagi. Riyono menambahkan, yang paling menarik dari festival ini adanya penilaian harmonisasi antara pengrawit dengan penari, karena yang dinilai adalah keserasiannya. "Saya rasa inilah salah satu bentuk bagaimana kesenian atau kebudayaan itu mewaris kepada masyarakat melalui pendukung-pendukungnya yang mencintai dan melestarikannya dalam bentuk lebih sederhana. Barongan ini baru beberapa tahun menjadi perhatian bagi kawula muda. Namun karena sifatnya yang sangat simple dan lagu-lagunya menarik akhirnya kaum milenial tersebut menyukainya. Dalam setiap penampilan, kita meminta mereka memulainya dengan membawakan lagu Lancang Kuning sebagai bentuk menghargai budaya Melayu," ujar Riyono. Tidak sampai disitu aja, ada juga lagu dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Maluku yang semuanya itu dibawakan dengan alunan musik Jawa. Musik ini mempunyai kekuatan untuk memberikan sentuhan metafisika kepada atraksi rempak barongan. Lomba rempak barongan tersebut memperebutkan hadiah uang pembinaan sebesar 2,5 juta rupiah. Namun tidak itu saja, ada hadiah lain berupa satu unit sepeda sport, mejikom, kompor gas, dispenser, setrika, kipas angin dan lain-lain. "Kita berharap, melalui kegiatan lomba rempak barongan ini dapat menjawab kekhawatiran para sesepuh dan orangtua bahwa nilai budaya barongan takkan hilang pada generasi muda. Mudah-mudahan kedepannya, aktrasi lomba rempak barongan ini, mampu tampil dengan metode baru. Dimana yang tadinya hanya dimainkan secara perorangan, akan ditingkatkan menjadi satu barongan dimainkan oleh 3-4 orang sehingga penampilannya akan terlihat indah dan semakin bernilai seni tinggi," harap Riyono.*