Rabu, 24 April 2024

Breaking News

  • Serius Maju dalam Pilgubri 2024: Edy Natar Nasution Sudah Ketemu Sekjen DPP NasDem & Ketua DPW Nasdem Riau   ●   
  • Mantap! Mantan Gubernur Riau Serius Bertarung dalam Pilgubri 2024   ●   
  • KPU Resmi Menetapkan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden-Wakil Presiden 2024-2029   ●   
  • Serius Maju di Kontestasi Pilgubri, Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau   ●   
  • Dibuka Wapres Ma'ruf Amin, PJ Gubernur Riau Hadiri Rakornas Penaggulangan Bencana 2024   ●   
Berjuang Melawan Lupa, Syamsuar Berkunjung ke Situs Sejarah dan Makam Syech Burhanuddin
Rabu 23 Agustus 2017, 08:04 WIB
Syamsuar berkunjung ke situs sejarah dan bertafakur di makam Syech Burhanuddin

KAMPAR, BERAZAM--Kata Soekarno Jangan sekali kali lupakan sejarah. Atau yang dikenal dengan Jasmerah. Sejarah adalah perjuangan melawan lupa!. Lalu apa itu melawan lupa, apakah sebuah bentuk perjuangan untuk sekedar mengingatkan. Dan apa pula kaitannya lupa dalam perlawanan?.

Mengenang sejarah bukanlah untuk menabur garam diatas luka saja. Tetapi lebih kepada menceritakan kepada generasi kini, yang bertujuan merawat ingatannya dari sejarah awal. Sejarah juga terkadang hanya dijadikan kebudayaan yang dicitrakan dan representasikan dengan penuh pesona serta nilai kebaikan, demi menutup masa lalu yang penuh sejuta rona dan pergolakan.

Begitulah Syamsuar. Kemanapun dia melangkah, melakukan perjalanan dinas keluar dari wilayah kerjanya selalu menjalin silaturahmi dengan mengunjungi situs budaya ataupun makam para leluhur yang berjasa pada agama dan bangsa ini.

Selasa (21/8/2017) sore ketika bertolak ke Kabupaten Kuantan Sengingi (Kuansing), untuk menghadiri ivent nasional Pacu Jalur, sebelum Salat Ashar, Syamsuar menyempatkan diri berziarah ke Situs Cagar Budaya Makam Syech Burhanuddin yang berada di Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau.

Setiba di tujuan, Syamsuar disambut Datuk Bandaro Khalifah Kenegerian Kuntu BY Herizal, dan beberapa datuk ninik mamak persukuan serta wali desa.

Usai berwhudu suami Hj Misnarni ini melangkah ke Makam Syech Burhanuddin untuk membacakan yasin dan tahlil. Syamsuar tampak khusuk bertafakur bersama rombongan dan sejumlah warga setempat.

Setelah berdoa, di makam Syech Burhanuddin, Syamsuar orang nomor satu di negeri istana ini diperlihatkan benda pusaka peninggalan Syech Burhanuddin berupa kitab dan cap stempel terbuat dari tembaga bertuliskan aksara Arab yang masih terawat dan terjaga oleh keturunan syech.

Selanjutnya, Syamsuar dijamu dengan makanan khas Kuntu, kue bojik ombun yang mirip dengan kue wajid namun bojik ombun untuk rasa manisnya dari madu lebah. Selain itu ada juga juadah lainnya.

"Saya ini termasuk orang yang senang dengan budaya, jadi begitu ada situs budaya dan agama seboleh mungkin ketika saya melintas, saya berusaha untuk berkunjung atau berziarah," ucap Syamsuar.

Syamsuar juga menyebutkan, saat ini dia sedang berusaha menjadikan Siak sebagai Kota Pusaka Dunia sehingga orang tau dengan Siak dan terniat hatinya untuk datang. Jika ini nantinya sukses, pembangunan infrastruktur dan sebagai bisa dibiayai APBN.

Syech Burhanuddin, kata Datuk Bandaro Khalifah Kenegerian Kuntu, BY Herizal, lahir di Mekkah pada tahun 530 H atau 1111 M dan wafat di Kuntu pada tahun 610 H atau 1191 M.

Syech Burhanuddin ini, kata BY Herizal, adalah Qodhi Madinah atau walikota yang diutuskan Raja Arab untuk menyebarkan agama Islam di Riau, Kampar Kiri, dari Hindu menjadi Islam.

"Setelah 23 tahun berada di Kuntu, Syech Burhanuddin wafat namun beliau sudah menyebarkan agama Islam hal ini dapat dilihat dari 4 khalifah yang beliau bentuk," ucap BY Herizal.

Adapun 4 khalifah itu berada di Kuntu yang diberinama Khalifah Adat, di Ujungbukit bernama Khalifh Syarak, di Sangan ada Kholifah Dubalang atau panglima parang, dan terakhir di Ludai, Khalifah Ludai atau perwakilan raja gunung sahilan.

"Semua khalifah ini punya kawasan masing-masing yang tak bisa diinterpensi raja Bandar Ruhum, atau Bandar Laut. Sebelum nama daerah Kuntu, dulunya bernama Teluk Bandar Ruhum yang ditempati raja Hindu Kota Tinggi dengan raja terakhir Putri Lindung Bulan," jelas YB Herizal.

Kaitan dengan Kerajaan Siak, ketika itu Kerajasan Ghasib, jelas BY Herizal, tentu ada. Ya, boleh dikatakan sangat erat dalam penyebaran agama Islam.(ybs)



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top