YLBHI Desak Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus Novel
Sabtu 25 November 2017, 08:41 WIB
Jakarta, berazamcom - Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz kembali mengajak KPK ikut dalam pengusutan teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Namun Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) tetap mendesak Presiden Jokowi membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus itu.
"Kami mendesak kepada Presiden agar membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta. Walau terus mendesak untuk segera menangkap pelaku dan mengungkap, seperti yang Novel sampaikan, kami tidak yakin ini akan diungkap oleh kepolisian," kata Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur kepada detikcom, Jumat (24/11/2017).
Hal senada disampaikan oleh Koordinator Bantuan Hukum YLBHI Julius Ibrani. Ia mengatakan aktor-aktor pada tataran elite harus turun tangan untuk mengusut kasus ini dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada TGPF.
"Sudah bukan lagi soal kesulitan pencarian, minimnya bukti, dan hal-hal teknis lain. Ini sudah pada tataran elite. Oleh sebab itu, aktor-aktor di level elite yang perlu turun tangan," kata Julius.
"Kapolri harus segera menyatakan bahwa instansinya tidak bisa lagi mengusut dan sekaligus menyerahkan pada pembentukan TGPF yang independen dan lepas sama sekali dari unsur kepolisian," ujarnya.
Terkait hal ini, Ketua KPK Agus Rahardjo menganggap TGPF terkait teror penyiraman air keras ke Novel Baswedan belum terlalu diperlukan. Pertimbangannya, Agus melihat keseriusan Polda Metro Jaya mengusut kasus itu.
"Ya, kalau tadi kita melihat keseriusan teman-teman Polri menangani ini, terutama Polda Metro, sebetulnya kalau Anda lihat daftar kegiatannya, mulai pertama sampai hari ini, kalau diungkapkan tadi 8 meter, ya. Tanggal ini ngapain, tanggal ini ngapain," ucap Agus dalam konferensi pers di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (24/11).
"Oleh karena itu, kita lihat langkah-langkahnya, effort-nya dilakukan, diceritakan, bahkan untuk mencari mug untuk tempatnya itu ke mana saja, itu diceritakan panjang sekali. Oleh karena itu, kami melihat keseriusan itu," lanjutnya.
Bahkan pada Jumat (24/11) polisi telah merilis dua sketsa wajah orang yang diduga terlibat dalam penyerangan terhadap penyidik senior KPK itu. Tak hanya itu, kepolisian juga mengerahkan 167 personelnya untuk mengusut kasus teror ke Novel Baswedan. (dtc)
"Kami mendesak kepada Presiden agar membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta. Walau terus mendesak untuk segera menangkap pelaku dan mengungkap, seperti yang Novel sampaikan, kami tidak yakin ini akan diungkap oleh kepolisian," kata Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur kepada detikcom, Jumat (24/11/2017).
Hal senada disampaikan oleh Koordinator Bantuan Hukum YLBHI Julius Ibrani. Ia mengatakan aktor-aktor pada tataran elite harus turun tangan untuk mengusut kasus ini dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada TGPF.
"Sudah bukan lagi soal kesulitan pencarian, minimnya bukti, dan hal-hal teknis lain. Ini sudah pada tataran elite. Oleh sebab itu, aktor-aktor di level elite yang perlu turun tangan," kata Julius.
"Kapolri harus segera menyatakan bahwa instansinya tidak bisa lagi mengusut dan sekaligus menyerahkan pada pembentukan TGPF yang independen dan lepas sama sekali dari unsur kepolisian," ujarnya.
Terkait hal ini, Ketua KPK Agus Rahardjo menganggap TGPF terkait teror penyiraman air keras ke Novel Baswedan belum terlalu diperlukan. Pertimbangannya, Agus melihat keseriusan Polda Metro Jaya mengusut kasus itu.
"Ya, kalau tadi kita melihat keseriusan teman-teman Polri menangani ini, terutama Polda Metro, sebetulnya kalau Anda lihat daftar kegiatannya, mulai pertama sampai hari ini, kalau diungkapkan tadi 8 meter, ya. Tanggal ini ngapain, tanggal ini ngapain," ucap Agus dalam konferensi pers di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (24/11).
"Oleh karena itu, kita lihat langkah-langkahnya, effort-nya dilakukan, diceritakan, bahkan untuk mencari mug untuk tempatnya itu ke mana saja, itu diceritakan panjang sekali. Oleh karena itu, kami melihat keseriusan itu," lanjutnya.
Bahkan pada Jumat (24/11) polisi telah merilis dua sketsa wajah orang yang diduga terlibat dalam penyerangan terhadap penyidik senior KPK itu. Tak hanya itu, kepolisian juga mengerahkan 167 personelnya untuk mengusut kasus teror ke Novel Baswedan. (dtc)
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024