Selat Panjang, berazamcom - Kepala Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Meranti, Dewi Atmidilla, S.T., M.M, telah mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi abrasi yang mengancam Pulau Topang. Dalam pernyataan terbarunya, ia mengakui bahwa situasi abrasinya sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dan menyebutkan ketidakmampuan anggaran tahun lalu dan tahun ini dalam menanggapi krisis ini.
Meskipun begitu, Dewi Atmidilla menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil oleh pihaknya untuk mengatasi permasalahan ini. "Kami berencana melakukan penanaman mangrove di Pulau Topang sebagai bagian dari program tanpa biaya dari pemerintah daerah. Kami akan bekerjasama dengan perusahaan swasta dan melibatkan pelajar untuk mendukung program ini," ungkapnya kepada berazam.com pada (4/1/2024)
Dalam menyusun program kinerja tahun ini, Dewi Atmidilla menegaskan bahwa penanganan abrasi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga tanggung jawab bersama sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Abrasi ini adalah bentuk kesatuan NKRI, dan kita harus menjaga wilayah kita agar tidak terus berkurang. Saya berharap pemerintah daerah, provinsi, dan pusat memberikan perhatian khusus dan dukungan finansial dalam menanggulangi abrasi di Pulau Topang," tambahnya.
Dewi Atmidilla menegaskan bahwa kesadaran bersama dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta, serta partisipasi aktif pelajar, dapat menjadi kunci keberhasilan dalam melindungi Pulau Topang dari ancaman abrasi. Program penanaman mangrove dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan Juni setelah lebaran.
Sebagai pejabat lingkungan hidup, Dewi Atmidilla berharap bahwa permasalahan abrasi ini tidak hanya dianggap sebagai isu lokal, melainkan mendapat perhatian serius dari seluruh lapisan pemerintahan hingga tingkat nasional. Dengan demikian, Pulau Topang dapat terlindungi dan menjadi contoh keberhasilan dalam konservasi lingkungan untuk generasi mendatang.
Laporan: Nurul
Editor : Yanto Budiman